Friday, November 24, 2006

Memory dlm Secangkir Kopi..

Hujan rintik-rintik membahasi pohon palem kediaman rumah Adi Subrata, seorang novelis terkenal taon 80-an. Tulisan yang penuh daya sensualiatas bagi kaum adam selalu membuatnya menjadi winner. Kopi pahit berwarna hitam dgn rasa yg sudah pasti pahit, seperti pahitnya kehidupan zaman sekarang.

Hai darling, Novel pertamanya di buat dan ceritan pun berlanjut.
Adi, aku sekarang berusia 25 tahun target ku adalah Hunting wanita utk tahun ini, jika aku bertemu dgn bidadari maka, kupersunting dia. Dandanan yg klimis dgn sepatu mengkilap, dan gaya rambut yg Fitalis.

Jakarta, 15 Januari 1985 ( 15.00 WIB)
Berdiri sejenak menatap kanan-kiri sambil merapihkan pakaiannya serta rambutnya. Gagah penuh daya tarik demi mendapatkan Ratu bukan putri lagi. Cafe Demanger Lt. 3 Tempat para Eksmud dan pria kaya serta berpendidikan. Penuh dgn bayak kepulan asap rokok dan berbau farfum excotic. Wuihhh tak ada kericuhan sunggguh fantastic dan elegan ruang yg di penuhi nuansa dinamis.
membuat adrenalin pun bertambah pemicu daya Sex kaum adam.
Raya : Hai, Adi... How are U tonight?
Adi : Happy, and I like It...
( Pertanyaan yg singkat dan jawaban yg simple)
itulah adi di masa itu.

Jakarta, ( 23.00 WIB)
Hai adi ada banyak pesan dlm email-mu dan begitu banyak surat dlm kamarmu. Alarm pun berbunyi..tanda waktu dan hari pun tlah berganti. adi bukan hanya seorang novelis tetapi juga seorang IT ga heran kalau di rumah selalu di setting alat yg berbau tekhnologi, itu untuk mempermudah dia bekerja. karena dia hidup seorang diri anak bungsu dari 3 bersaudara. orang tuanya berada di Berlin sbg diplomat but, Adi menikmati hidupnya dgn kesendirian dan tidak terikat suatu hubungan
bukan berarti dia seorang Guy..karena dia masih laki-laki normal. yang mencintai seorang gadis berdarah Indo tapi, sayang hubungannya kandas di tengah jalan. hanya karena sebuah waktu.

Ok,kita menyajikan cerita pribadi adi dan sebuah kopi.
Pertemuan nya itu terjadi ketika adi membaca email dlm laptopnya.

" aku ada di sebuah persimpangan, dan aku akan menunggu kamu dlm setiap waktu dan desah nafasmu, dan tak ada yg akan berubah"
(Sakura Oumei@yahoo.com)

Hah, akhirnya sakuraku tiba juga, sakura adalah teman sekolahnya di Berlin dan kini ia sudah menetap di jakarta selama 2 tahun tapi tak pernah bertemu dgn adi.

Jakarta, 18 april 1985 ( Blue Cafe, 21.00 WIB)
Warna merah, pakaian yg di kenakan sakura dan merah marun pakaian yg di kenakan adi. Pesanan tak jauh dr secangkir kopi pahit.
dan beberapa Jecko..( percic donat).

Sakura : aku dateng pada hari ini, dan ini janjiku..tak ada ada yg berubah dlm kehidupan ku bukan..?

Adi : kau tampak kurus, kemana saja dikau selama ini? kau pun tak lupa semua kesukaanku.

mereka banyak mengobrol, bercerita semua masalah mereka masing-masing tanpa ada yg di tutup-tutupi. semakin malam dan pengunjung semakin sepi. Blue Cafe hanya buka sampe jam 01.00 tak lama sakura pun nampak lemah dan pucat. kopinya pun tlah habis di minum, cangkir yg kosong hanya meninggalkan sebuah ampas hitam dan pekat. tak ada kata apa-pun saat itu.

Adi : hai sakura Are u ok..? hallo...hallo...kau tampak pucat tak semestinya kau minum kopi ini.

sakura pun tergelatak dlm meja

Sakura : aku lelah sekali.....
ada banyak obat dan sebuah cangkir dlm tasnya. dan apa yg terjadi kisah lama sakura mati dan adi tak tau apa yg terjadi slama ini. Pertemuan yg singkat tapi berkesan namun juga meninggalkan kesedihan. dan baru kali ini ku melihat kopimu yang terakhir. Good Bye...my Friends.

" Semua hilang dlm sekejap, dan banyak arti yg kau dapat namun, semua menjadi teka-teki. sanggupkah engkau bertahan"

No comments: