Thursday, February 25, 2010

Surat

Kepada Sang Matahari Hati

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh …


Tiada banding saya bila bertatap wajah dengan matahari. Apa arti seekor Kupu-kupu kecil di hadapan matahari bila mendekat ?

Entah berapa hari yang telah memikat diri agar saya selalu menatap wajah matahari dari kejauhan dan dari pandangan hati. Tapi, itu pun masih cukup untuk membakarku. Betapa agung matahari yang aku pandang.

Dan, betapa pengecutnya diri tak sanggup langsung berhadapan dengan matahari, karena wanita diciptakan dengan rasa malu, Bukankah malu adalah perhiasan wanita ? dan bukankah malu adalah bagian dari keimanan seseorang?

Entah perasaan apa yang merambat dalam diri, sejak mata ini melihat air wudhu yang membasahi wajahmu, surat Al-Fatihah plus surat-surat panjang yang kamu bacakan dalam setiap sholatmu sanggup merevisi ketakutan saya akan figure Allah yang bernama laki-laki yang selama ini hadir dalam hidup saya. Ruang kosong antara langit dan bumi kini tak lagi senyap karena suaranya sanggup mengisi kekosongan itu.

Apakah Allah hanya mengizinkan bayangan wajah saja yang datang menjadi Pangeran hati ? Bila itupun kehendak Allah saya mencoba Iklhas, karena Hawa disana pun menanti dirimu. Tapi, Bila Allah izinkan wajah itu hadir bersama jiwa pemiliknya, maka kebahagiaan macam mana lagi yang saya inginkan sesudahnya? Itulah Puncak Kebahagiaan dari seorang Yatim, dari seekor Kupu-Kupu kecil yang Hina bernama Izza Maulidiyah.

Sesungguhnya saya mencintaimu karena agama yang ada padamu.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Maafkan kupu-kupu yang kecil dan hina ini, sungguh saya minta maaf.Saya tidak ingin ada Fitnah.

Izza Al-Fakir



Izza Maulidiyah.


(a.k.a Rindu)

No comments: