Friday, February 26, 2010

Makam Bapak



Bismillah

Alhamdulillah, Hampir satu bulan saya menunggu waktu untuk mengunjungi Makam
Almarhum Bapak, dan tepat kemaren Jumat 26 Februari saya mengunjungi makam beliau.
Teriknya Panas Matahari pada hari jumat tak membuat saya mengundurkan waktu, Honda Supra Fit yang saya kendarai bersama ibu terus berpacu menuju Makam Beliau.

Kurang lebih 15 menit perjalanan, hmm.. tiba juga di "rumah bapak" segera saya parkir sepeda motor kemudian bergegas menuju tempat wudhu lalu menuju "rumah bapak".

“Assalamu ‘alaikum ya ahladdiyaar”
Ku ucapkan salam kepada penghuni Ahli Kubur ...

Hmm... Pusara Almarhum bapak sudah rapi, sudah di beri rumput tinggal papan nama Almarhum saja yang belum di ganti dengan nisan, karena memang belum 40hari beliau meninggalkan kami, meninggalkan dunia yang fana penuh dengan kemunafikan, dan jubah kesombonga manusia *menghela nafas*

Kematian... yaah makhluk di muka bumi ini semua akan mati hanya masalah waktu. lalu apa yang akan kita bawa ketika kita meninggal ?? suami, istri, anak kita, sodara, teman, sahabat, pangkat, harta, TIDAK.. bukan itu yang kita bawa. hanya AMALAN DAN KAIN KAFAN Sebagai Pakaian kita. hanye Kedua hal itu yang akan menemani kita.

Bisa kita bayangkan bukan begitu gelapnya kuburan, begitu sempitnya liang lahat, Ya Allah semoga Lantunan Ayat-Ayat Suci-Mu dapat menjadi penerang bagi manusia yang telah lebih dulu ENGKAU panggil. Amin ...

****************

Sungai bening di ujung mata saya kembali tumpah tak tertahankan melihat nama di papan makam adalah bapak saya, dan agak terisak saya mengirimkan doa dan bacaaan Yaasin.
Untuk Almarhum Bapak :
"Maafkan Putrimu ini pak, maafkan yang jarang sekali berada di rumah, maafkan atas segala kesalahan dan kehilafan saya, maafkan saya bila ada kata, sikap dan perbuatan saya yang melukai hati bapak. sungguh saya minta maaf dan saya rindu pak"

baru kemaren saya meneteskan air mata lagi, air mata itu terlihat oleh ibu. hmm untuk kali ini tak bisa saya sembunyikan. tapi lain waktu tak akan saya biarkan air mata ini menetes di depan ibuku. Takut, hanya menjadi beban saja.

1 comment:

penakayu said...

semoga ayahmu bahagia disisiNya :-)