Wednesday, December 31, 2008

Hikayat Cinta yang Aneh

Bagaimana caranya percaya kalau cinta itu ternyata punya kekuatan yang tidak bisa dihindari?
Perlahan tapi pasti, waktu terus berjalan tanpa saya sempat memintanya untuk ditunda. Sayapun tidak bisa memesan waktu khusus di saat nanti ketika saya ingin mengejar sesuatu. Perlombaan selalu diakhiri dengan hitungan waktu, sekian detik hingga per seratus atau per seribu detik.. hingga saya tau bahwa saya adalah pecundang atau pemenang.. Satu paket cinta lengkap dengan atribut yang diinginkan, kriteria-kriteria majemuk yang terkadang hanya ada di dalam mimpi, menjadi idola ketika kita mulai berbicara dengan perasaan. Ketika itu pula kita mulai berandai-andai seakan mimpi itu pasti akan kita raih. Saking parahnya, merasa mimpi itu adalah takdir yang sengaja dikirim untuk membuat kita yakin akan sesuatu yang belum kita raih. Sekali lagi cinta, dua kali juga cinta, tiga kali tetap cinta. Angan-angan abstrak terkadang banyak menyimpan misteri yang dibalut dengan rasa penasaran.
Hingga suatu saat ada pengalaman aneh, ada satu jalur cinta yang ditumbuhi bunga-bunga asmara lengkap dengan keping keping edelweis dengan wujud keabadiannya. Tak terlihat tertutup rimbun semak-semak. Hanya terlihat jika sadar kala itu berusaha mendekat, mengamati, dan merasakan. Sesaat berwarna garang tanpa alasan, terlihat sombong dan merasa bahwa dia patut untuk tampil diantara semak-semak rimbun. Menyingkirkan semak-semak itu bukan ide yang baik ketika itu. Rimbun sekali, hingga bunga itu tidak terlihat. Bahkan perasaan sayapun tidak tergugah sedikitpun - ironis - untuk merasakan bahwa bunga itu ternyata tumbuh untuk menghibur hati yang gundah, merasa cukup indah untuk dinikmati. Situasi ini saya lalui benar-benar dengan tanpa perasaan, seakan-akan tidak ada bunga. Semak-semak tumbuh lebih rimbun karena hujan tiada henti. Sampai akhirnya kembali saya akhiri perjalanan itu. Bunga itu semakin tidak kelihatan, semakin menjauh, tenggelam di gelapnya malam, sirna diantara belantara kuda besi berkaki empat.
Tiga hari berlalu tanpa saya sadar bahwa situasi kala itu adalah mimpi tiada henti, angan-angan tidak berujung, cita-cita tak berwujud, dan merasa tidak perlu ditransformasikan ke alam nyata. Tapi apa daya, tiba-tiba saya terbangun dan mendapati mimpi itu menjadi kenyataan. Mimpi yang tertunda, mimpi yang sempat terlupakan, tampil lagi dengan format lain plus bumbu cinta di dalamnya. Cinta yang penuh dengan pertanyaan-pertanyaan gaib (pertanyaannya aja sulit apalagi jawabannya?). Tapi itulah cinta, tinggal cara kita menyikapi. Tanpa atau dengan perasaan ternyata sangat menentukan jawaban yang kita pilih. Saat kita merasa yakin, maka kitapun tidak punya pilihan jawaban selain berkata ‘iya’ untuk cinta yang akan kita jalani. Kekuatan cinta yang sulit untuk dicerna, kecuali pasrah dan percaya bahwa inilah anugerah Tuhan yang indah yang patut kita nikmati.

From : "Ayah"
Maaf nggak ijin dulu untuk copy paste..
maaf ya ayah.. saya harap beliau nggak marah :)

No comments: